Ekosistem air laut adalah salah satu jenis ekosistem di Bumi yang mencakup lebih dari dua pertiga permukaan bumi atau sekitar 71 persen. Seperti pengertian ekosistem pada umumnya, ekosistem air laut terbentuk melalui interaksi antara organisme dan lingkungannya. Ekosistem air laut terbagi menjadi dua kelompok utama: ekosistem laut dan ekosistem darat. Fokus pembahasan kali ini adalah mengenai ekosistem laut, yang menarik perhatian banyak orang karena jangkauannya yang luas dan potensi yang besar.
Indonesia, sebagai negara terletak di antara samudra Hindia dan Pasifik, dikenal sebagai rumah bagi kekayaan laut dan pulau-pulau yang memukau. Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies alga, dan 950 spesies terumbu karang. Hal ini membuat Indonesia menjadi pemegang biodiversitas laut terbesar di dunia. Biodiversitas mencakup semua bentuk kehidupan di atas bumi, seperti tumbuhan, hewan, jamur, mikroorganisme, dan berbagai materi genetik yang mereka bawa serta keanekaragaman sistem ekologi tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menjaga ekosistem laut, mengingat peran krusialnya dalam menjaga keseimbangan ekologi dan kehidupan di planet ini.
Ciri-ciri ekosistem air laut
Ekosistem laut diketahui memiliki kandungan mineral yang melimpah, dengan sekitar 55 persen CI (Conductivity Index) yang terdiri dari sebagian besar ion. Keunikan ekosistem air laut terbentuk melalui hubungan antara organisme dan lingkungannya di lautan. Ekosistem ini memiliki berbagai manfaat, seperti menjadi tempat penelitian, destinasi wisata, sumber makanan dan minuman, pengatur banjir, serta lingkungan yang mendukung perkembangan biota laut.
Selain ciri utama di atas, berikut adalah tambahan ciri-ciri ekosistem air laut yang membedakannya dengan ekosistem lain.
- Perbedaan Suhu: Ekosistem laut ditandai dengan perbedaan suhu di dalam air. Biasanya, suhu air cenderung lebih hangat di permukaan dan lebih dingin di kedalaman.
- Salinitas Tinggi: Salah satu ciri khas ekosistem laut adalah tingginya salinitas, yang mencerminkan jumlah garam dalam air. Menariknya, perairan di dekat khatulistiwa memiliki salinitas yang lebih tinggi daripada perairan yang lebih jauh dari ekuator.
- Tahan Terhadap Iklim dan Cuaca: Perairan laut cenderung tahan terhadap pengaruh iklim dan cuaca. Hal ini karena hewan laut memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan suhu.
- Dominasi NaCl: Dalam ekosistem laut, NaCl (natrium klorida atau garam meja) mendominasi, mencapai sekitar 75% dari komposisi garam yang ada.
Iklan: Cari jasa pembuatan dan perawatan aquarium air laut di Akvodecor.com
Jenis-jenis ekosistem air laut
Jenis-jenis ekosistem air laut dapat dibagi menjadi, diantaranya?
1. Ekosistem Laut Dalam: Ekosistem ini terdapat di lautan yang gelap dan di dalam parit, di mana sinar matahari tidak dapat mencapai. Tidak ada produsen dalam ekosistem ini. Organisme utama, seperti predator dan ikan, memiliki fosfor yang membuat kulit mereka bersinar dalam kegelapan.
2. Ekosistem Terumbu Karang: Ditemukan di perairan dangkal dan jernih, ekosistem ini dihuni oleh beragam organisme seperti hewan karang, bunga karang, moluska, bintang laut, ikan, dan alga. Salah satu contoh terkenal di Indonesia adalah Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.
3. Ekosistem Muara: Terletak di area di mana air laut dan sungai bertemu, ekosistem ini memiliki salinitas air yang lebih rendah daripada air laut tetapi lebih tinggi daripada air tawar. Terdapat padang lamun dan hutan bakau sebagai bagian dari ekosistem ini.
4. Padang Lamun: Merupakan habitat pesisir yang didominasi oleh lamun. Lamun memiliki rimpang dan serabut akar serta unik dalam sistem reproduksi dan pertumbuhannya.
5. Ekosistem Hutan Mangrove: Ditemukan di daerah tropis dan subtropis, ekosistem ini didominasi oleh mangrove, kayu bakar, dan bogem. Mangrove memiliki akar yang kuat dan dapat menyerap oksigen langsung dari udara.
6. Ekosistem Pantai Berpasir: Terdiri dari hamparan pasir yang terus-menerus terkena gelombang air laut. Tanaman utamanya termasuk Pescapulae dan Barringtonia, sementara hewan seperti kepiting dan burung hidup di sini.
7. Ekosistem Pantai Batu: Terdiri dari batu besar dan kecil, ekosistem ini dihuni oleh ganggang, siput, kerang, kepiting, dan burung. Menyebar di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Iklan: Cari Jasa Perawatan Aquascape di Sini
Pembagian zona ekosistem air laut
Zona ekosistem air laut berdasarkan kedalamannya dibagi menjadi:
- Zona Litoral: Zona ini terletak di tepi laut, paling dangkal, dan paling dekat dengan daratan. Beberapa hewan yang mendiami zona ini termasuk bintang laut, bulu babi, cacing laut, kepiting, dan udang.
- Zona Neritik: Juga dikenal sebagai ekosistem pantai pasir dangkal, zona ini terletak sekitar 200 meter dari permukaan laut. Di sini, terdapat berbagai ekosistem kecil seperti pantai batu, pantai lumpur, dan terumbu karang. Selain itu, zona ini juga dihuni oleh berbagai jenis ikan, ganggang, dan rerumputan laut.
- Zona Oseanik: Merupakan zona terdalam dari ekosistem laut dan terbagi menjadi zona batial (kedalaman 200-2.000 meter) yang dihuni oleh nekton, dan zona abisal (kedalaman lebih dari 2.000 meter) yang dihuni oleh detrivor, predator, dan pengurai.
Zona ekosistem air laut berdasarkan intensitas cahaya matahari dibagi menjadi:
- Zona Fotik: Dengan kedalaman kurang dari 200 meter, zona ini memungkinkan cahaya matahari masuk dengan mudah.
- Zona Twilight: Kedalaman 200-2.000 meter, zona ini hanya menerima sedikit cahaya matahari.
- Zona Afotik: Dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter, zona ini tidak memungkinkan cahaya matahari masuk.
Zona ekosistem air laut berdasarkan permukaan secara vertikal dibagi menjadi:
- Epipelagik: Terletak di antara permukaan laut hingga kedalaman 200 meter.
- Mesopelagik: Berada di kedalaman 200-1.000 meter.
- Batiopelagik: Terletak di kedalaman 200-2.500 meter.
- Abisalpelagik: Berada di kedalaman 4.000 meter.
- Hadalpelagik: Terletak di kedalaman lebih dari 6.000 meter.
Iklan: Cari Jasa Maintenance Aquascape di Sini
Sumber: Web Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang